TAKABUR

Pernah takbur? Jangan sekali-kali melakukannya. Sifat yang tidak diperbolehkan dalam agama apa pun. Saya akan cerita sifat tersebut pernah melingkupi hati saya.

Kala itu, tahun 80 an, saya ditugaskan mengikuti kursus Bahasa Inggris di Palembang, tepatnya di Universitas Sriwijaya. Kami, saya bersama 7 teman, 6 laki-laki dan 1 wanita kost di rumah dosen yang jaraknya sangat dekat dengan kampus.

Pada akhir kursus selalu diadakan test TOEFL (Test of English as a Foreign Language), untuk mengetahui perkembangan peserta didik, apakah bisa naik ke jenjang yang lebih tinggi atau terpaksa berhenti. Menjelang tiga hari sebelum test, pulang dari  review kursus ngobrol tentang kejahatan di Palembang yang cukup  “mengerikan”, apalagi malam hari.

“Kalau kita aman-aman saja. Tempat kost kita dikelilingi  tembok belakang yang cukup tinggi, ditambah lagi ada kawat berduri diatasnya. Kita berenam laki-laki, tidak mungkin pencuri berani masuk ke tempat kost kita.” Kataku.

Malam seperti biasa saja, kamar tidak pernah saya kunci. Habis bangun selalu menjadi kebiasaan membuka laci meja untuk melihat jam. Agak heran, karena laci sudah terbuka. Jam tangan tidak ada, lebih heran lagi dompet sudah berpindah di atas meja. Setelah dompet dibuka, uang sudah tidak ada. Beruntung KTP dan yang lainnya masih ada. Sepatu pantofel tua yang berada di depan kamar tidak ada juga.

Bersama teman-teman melakukan “penyelidikan”, melihat tembok belakang, kawatnya sebagian sudah terbuka, terdapat kotoran manusia disekitar tembok  yang diduga kotoran dari pencuri.

Soliditas teman teman sangat tinggi. Mereka iuran membelikan tiket Lorena Palembang – Bogor dan juga Pempek Pempek  Palembang.

So, jangan sekali-kali takbur.

Salam hangat dari KRR Bogor.

—————-

Ditulis oleh:

Alumni 1973

BAMBANG WINARTO dilahirkan di Magelang pada tanggal 15 Juni 1954. Selesai mengikuti Pendidikan di SMA N Kendal 1973, ia melanjutka di Fahutan di IPB (1978). Karir di pemerintahan mulai berkembang setelah memperoleh gelar Magister Manjemen (MM). Karier tertinggi sebagai ASN sebagai Kepala Kanwil Kehutanan Provinsi Sulawesi Utara (2000). Pernah sebagai penulis non fiksi tentang kehutanan. KAMUS KEHUTANAN merupakan karya fenomenalnya yang menjadi pegangan para rimbawan. Saat ini menekuni penulisan cerita pendek (cerpen) dan puisi. Cerpen – cerpen yang ditulisnya di unggah pada web CERPENMU dan selalu menjadi nominasi cerpen terbaik setiap bulannya.

Tinggalkan Komentar

LANGGANAN

BULETIN KAMI