MENGENANG SMA NEGERI KENDAL

MENGENANG SMA NEGERI KENDAL

KENANGAN DARI TEMAN-TEMAN TERHADAP BAPAK N IBU GURU

MULYONO:

“Semua yang  diajarkan bapak dan ibu guru menjadi bekal dalam  meniti kehidupan selanjutnya.  Sungguh semua yang  diajarkan membekas dan sangat berguna ketika saya bekerja.  Dari sejarah saya  jadi tau kenapa Rusia punya politik air hangat yang  harus bisa menguasai dan mempertahankan Vladivostoc, terkait Israel dll yang  saya  dapatkan dari Pak Mahyudi, dan itu ujian masuk sekolah jenjang dari Diklapa sampai Sesko ada soalnya. Begitu juga denan Pak Bari terkait antropologi yang  saya  pahami jadi bekal ketika ada soal komunikasi sosial, ada sistem totem, geselsaf geminsaf, Bu Pitun yang  ngajar bahasa Indonesia baik dan benar, Pak Yono yang  manpu memberikan motivasi, semuanya jadi tambahan pengetahuan sehinga ujian masuk Diklapa, Sesko lolos dengan mudah. Pak Bari,  guru allround.  Pengamat mode juga.  Yang ngajarin etiket dan pengembangan pribadi juga beliau. Ngajarin juga padu padan dalam berpakain. Itu pak guru paling komplit lho ngga galak tapi disiplin. Pak guru yang  bisa ndagel itu Pak Rusmoyo. Klas satu ngajar kimia. Pertama kali masuk kelas ngga ada pembukaan langsung buka botol kecil warna hitam, seluruh klas suruh nyium. Banyak yang mau muntah, karena ternyata itu AMONIAK. Pak Rus nya ngliat siswa nya begitu senyum – senyum ditahan dan nyengir. Klo Saya  ga masuk kelas, di absen Mulyono.  Pak Rus yang njawab.  NGACIR …. Itu pertama kali Saya  dengar kata kata ngacir. Yang artinya melarikan diri. He he he.   Pak Rus, love u. Keren. Terima kasih Ibu dan Bapak Guru. Jasamu luar biasa.” 

Meh kabeh guru rumangsaku sebenar nya sudah mengenal watak dan karakter masing masing murid. Guru jaman dulu punya pendekatan personal terhadap para murid sesuai juga dengan karakter masing-masing Pak/Bu guru. Cuma kadang beberapa  murid dengan  kondisi  kejiwaan yang belum  stabil menerimanya negatif. Kalau sekarang kita renungkan bahwa teguran maupun apresiasi dari Pak dan Bu guru tujuannya untuk kebaikan kita juga.

Begitu sih.

Pondok Gede, 20 Februari 2022.

————–

UMI TYASTUTI:

Saat aku, Umi Tyastuti duduk di beranda depan rumahku,  ingatanku jauh menerawang masa lalu, saat aku mengenyam pendidikan di kota Kendal.

Pendidikan yang  aku tempuh di :

1.         SD. Petukangan I Kendal (1965-1968), pindahan dari kelas V dari SD Plantungan.

2.         SMP. N. I Kendal (1968-1970);

3.         SMA. N. I Kendal (1971-1973).

Banyak kenangan yang  kudapat selama aku di Kendal terutama sekali waktu di SMA. Kenangan dengan teman-teman  ataupun dengan bapak /ibu guru

Pertama :

Aku masih ingat saat Bu Pitun mengajar, beliau bercerita bahwa “bocah perawan iku ora ilok yen maem degan di gado karo gulojowo”, ada yang  masih mengingat…? Aku sendiri gak tau maknanya…

Kedua :

Aku pas dapat piket kebersihan kelas,  waktu itu aku tugas menghapus papan tulis terus penghapusnya tak ketok-ketokin di pintu masuk….. eeee nggak taunya ada Bapak Soeprapto yang baru saja datang bersepeda. Aku dipanggil dibawah pohon tanjung terus dijewer disuruh membersihkan.

Ketiga :

Bersama Bapak  Irfan, guru OR. Selesai olah raga, aku dan Mbak Kirana disuruh memasukkan bola basket ke keranjang. Kalau sampai 5 kali berturut-turut bisa memasuk akan diberi hadiah “rempeyek kacang” akhirnya kami bisa memasukkannya,  terus diberi hadiah (masih ingatkah Mbak Kirana!)

Keempat :

Kita semua mengenal Bapak Subari yang  disiplin. Waktu upacara hari Senin,  aku lupa memotong kuku dan setelah ada pemeriksaan aku terkena razia disuruh motong kuku dengan menggigit pakai gigi… hadeeeeh.

Kelima :

Setelah menceritakan kenangan bersama bapak/ibu guru, aku mengingat sahabat karib yang  sampai saat ini tidak terlupakan, seorang sahabat yang  setia dan sabar. Waktu itu aku pergi kesekolah nglajo dari Kebondalem Kidul (setelah pindah dari Rumah Dinas Kecamatan Kendal) aku berangkat sekolah naik sepeda bersama bertiga dengan adik kelas kita Ery, putra Bapak  Kapolres Kendal. Kalau aku belum kelihatan (karena rumahku paling jauh) aku ditunggu di pertigaan. Demikian pula setiap ada kegiatan diluar sekolah, latihan olah raga. Disekolah kami juga selalu bertiga, juga sampai kursus menjahit kami juga bertiga… siapa dia sahabatku itu biar menebak sendiri dengan senyumnya.

Setelah aku lulus dari SMA N. I Kendal, aku pindah ke Solo mengikuti orang tua yang  dipindahtugaskan di Karesidenan Solo, hingga putus hubungan komunikasi dengan teman-teman semua.

Aku bisa bertemu kembali saat pertemuan/reuni yang  kedua dirumah Om Rinenggo di Semarang.

Demikian sekilas cerita pengalamanku.

Semoga berkenan dihati kawan-kawan semua terutama kepada “Penulis” kita yang gigih dan cerdik…. Salam sayank semuanya…

Sulang 25 Februari 2022.

————–

MELANI:

“Guru favoritku Pak Hartoyo. nek nerangke oyee tenan, mudah diingat. Ning tau lucu. Hitungan jawabanku hasile bulat. Nggon Pak Hartoyo pecahan, dikoreksi ulang-ulang  ternyata aku salah. Pangkat min = seper. Aku  tulis min. bijiku dikurangi 2. Padahal ming salah hasil akhir. Kudune kurangi setengah po 1. Malah seprene ora lali nek pangkat min = seper. Kanggoku kimia karo fisika, mekanika, analit pelajaran-pelajaran magic. Soal-soal e huruf ketemune bisa dadi angka. Wwahhh… aneh tenan. Piye ta critane dulur-dulur  IPA kok bisa kaya kiye…Aku ra gagas kimia wong ra mudeng. Nek kimia sing elingi pelajaran kelas 1, mengisikan tabung reaksi karo demo reaksi besi + belerang = besi belerang. Rupane ireng semu coklat kelip-kelip kaya ana belinge lembut nek ra kleru rumus kimiane Fe 2 So 4. benar  ra ingatanku?”

Kenangan lainnya :

Kenanganku pada pelajaran hitung keuangan menghitung bunga (riba) yang mesti menggunakan daftar log. Mantis yang kuhafal log 10 = 1,…….. Ketika ujian sekolah hitung dagang padahal aku ga faham soal yang dikerjakan tentang laba firma dan perhitungan akhir angkanya logika dari log 10. Wah….. hasil akhir angka2nya ” wagu” tapi ben wae ga ada cara lain. Pasrah. Ternyata di depan kantor TU Pak Tomi menyebut jawaban angka yang benar… alhamdulillah pas dengan jawabanku. Terkejut karena senang di sampingku ada mbak Triyun… tak cubit kecil sekali pada tangannya, beliaunya teriak “aduuuhhhh lara!” punggunggku ditaboki berkali kali dengan kerasnya. Sakit juga jee. Tapi aku diam saja tak bereaksi cuma aduh aduh aduh laraaa…..

Hallo mbak Triyun …, impas lo! Pelajaran Pak Hartoyo sangat berkesan, cara menerangkannya mudah difahami juga jadi guru favoriteku.

Kenangan lainnya tentang Bapak Kasiran.

Aku mau menceritakan tentang guru kita Pak Kasiran, guru paling muda di SMA N Kendal. Beliau mengajar kita di kelas 1, saat  masih Sarjana Muda dan sedang lanjut kuliah untuk meraih gelar drs. (djaka rada suwe). Beliau mengajar ilmu bumi. Di kelas 1 tidak ada hal-hal yang mengesankan.

Di kelas 2 mengajar ilmu bumi alam yang materinya di antaranya tentang artefak. Mulailah muncul kesan tak terlupakan. Setiap menjelaskan kejadian, sifat, struktur dll selalu didahului kalimat “menurut para ahli” sebagai dasar pembenaran teori. Kalimat ini aku hafal saat-saat akan diucapkan, sehingga aku mendahuluinya lirih.

Sekarang di kalangan ganaputri viral hoax ketika sekolah aku naksir beliau. Ini terjadi gara-gara Pak Kasiran menceritakan bahwa kusurati yang isinya ucapan selamat atas pelantikannya memangku jabatan Kepala Sekolah  SMAN 1 Kebumen.

Padahal di kalangan guru-guru viral Pak Kasiran naksir Bu Kasuk kita. Entah mengapa di kelas 2 SOS ramai-ramai mengatakan yang ditaksirnya Kisminah. Tapi almarhumah cuma senyum-senyum geli.

Demikian tambahan kesan, Tengkyu.

 

NURSILOWATI :

“Kalau yang aku masih ingat banget tentang Pak Rusmoyo… Kelas 1 aku dimarahin karena nggak ngerjain PR, terus Pak Rusmoyo pergi ninggalin kelas sambil jengkel. Karena agak lama nggak  masuk-masuk kekelas, Aku beranikan diri nemuin Pak Rus kekantor untuk  minta maaf. Aku intip disamping pintu, ternyata Pak Rus lagi nanya sesuatu ke Pak Wid, sialnya aku batuk. Pak Rus langsung keluar  sambil teriak ‘Siapa ?..aku balik kanan, sepatu jenggelku kesrimpet..jatuh.. Melani isih kelingan opo ora yo…?”

————–

NURUL: GURUKU IDOLAKU

Asmane Pak Wid

Priyayine tinggi  lencir

Isih legan alias bujangan

Yen tindak mulang nitih sepeda lanang

Beliau mulang Fisika lan Mekanika

Saben rampung nerangke babagan anyar mesti ngendiko “sudah mengerti?”

Murid-murid podo meneng, kadang ono sing nyelatu “belum”

Pak Wid banjur ngendiko “sampai pada contoh soal”

Terus nulis soal lan nerangake carane nggarap, nembe aku mudeng tenan.

Ora lali menehi soal cacahe 10

Yen nyocoke soal, cah lanang karo cah wadon sering diadu, sing kalah disoraki

Pak Wid iku naksir adike ibuku, bulik Fatim murid SP-IAIN (yen saiki MAN)  Saben liwat omahku, lingak-linguk, yen ono bulikku banjur mandek, mudum soko sepeda, mesem lan mantuk.

Sayange yuswane ora dowo, Pak Wid gerah, opname ing RS William Booth nganti sedane.

Alhamdulillah aku wis bezoek.

Bulik Fatim yo wis kapundut 16 tahun kepungkur, opo kiro-kiro ning alam kelanggengan biso ketemu  Pak Wid??

Mugi-mugi Pak Wid tenang, bahagia ing alam kubur.

Cukup semene kenanganku tak tulis

Kenangan lainnya:

“Dulu kalau murid-murid ngrasani beliau dipanggil subariba. Aku pernah dihadiahi es lilin sama Pak Irfan,  gara-gara sudah bisa serve volly. Aku ingat beliau bilang ayo Nurul serve yang betul, kalau masuk tak belikan es. Sebelumnya aku tidak pernah bisa. Waktu iku aku isih cilik tur elek tur mbeler,  ora bakal direwes.” (bersambung)

Ditulis oleh:

Alumni 1973

BAMBANG WINARTO dilahirkan di Magelang pada tanggal 15 Juni 1954. Selesai mengikuti Pendidikan di SMA N Kendal 1973, ia melanjutka di Fahutan di IPB (1978). Karir di pemerintahan mulai berkembang setelah memperoleh gelar Magister Manjemen (MM). Karier tertinggi sebagai ASN sebagai Kepala Kanwil Kehutanan Provinsi Sulawesi Utara (2000). Pernah sebagai penulis non fiksi tentang kehutanan. KAMUS KEHUTANAN merupakan karya fenomenalnya yang menjadi pegangan para rimbawan. Saat ini menekuni penulisan cerita pendek (cerpen) dan puisi. Cerpen – cerpen yang ditulisnya di unggah pada web CERPENMU dan selalu menjadi nominasi cerpen terbaik setiap bulannya.

Tinggalkan Komentar

LANGGANAN

BULETIN KAMI